selamat

Selamat datang di smp takhasus tumiyang sumber ilmunya daerah pekuncen dan sekitarnya, terima kasih atas kunjungan anda

Kamis, 14 April 2011

Dinamika Islam di Spanyol

ISLAM DI SPANYOL
DINAMIKA INTELEKTUAL
Oleh : H. Muhyiddin Dawoed, S.S, M.Pd.I

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam masa lebih tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol , umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian Dunia kepada kemajuan yang kompleks. Baik kemajuan intelektual maupun kemegahan pembangunan fisik.
Philip K. Hitti mengatakan: “…..kalangan muslim Spanyol telah menorehkan catatan yang paling mengagumkan dalam sejarah intelektual pada Abad pertengahan di Eropa. Antara abad ke-8 dan ke-13. Orang-orang yang berbicara bahasa Arab adalah pembawa obor kebudayaan dan peradaban penting yang menyeruak menembus seluruh pelosok dunia. Selain itu, mereka juga merupakan perantara yang menghubungkan ilmu dan filsafat Yunani klasik sehingga khazanah kuno itu ditemukan kembali. Tak hanya menjadi mediator, mereka juga memberikan penambahan dan proses transmisi sedemikian rupa sehingga memungkinkan lahirnya pencerahan di Eropa Barat. Dalam sema proses tersebut, bangsa Arab-Spanyol mempunyai andil yang sangat besar” .
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam meneyerap peradaban Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar Negara. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan Perang Salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping bangunan fisik. Yang terpenting diantaranya adalah pemikiran Ibn Rushd (1120-1198 M). Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas. Ia mengedepankan sunnatullah menurut pengertian Islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rushdisme) yang menuntut kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini. Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Buku-buku Ibn Rushd dicetak di Venesia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Bahkan edisi lengkapnya terbit pada tahun 1553 dan 1557 M. Karya-karyanya juga diterbitkan pada abad ke-16 M di Napoli, Bologna, Lyonms, dan Strasbourg, dan di awal abad ke 17 M di Jenewa. Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rushd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran al-Fara>bi, Ibn Sina dan Ibn Rushd. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-1 4 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin. Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah: kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M.
Kemajuan tradisi intelektual dan ilmu pengetahuan dalam Islam dirasakan oleh masyarakat Eropa pada zaman Bani Umayyah di Andalus Spanyol. Oliver Leaman menggambarkan kondisi kehidupan intelektual di sana sebagai berikut:
….pada masa peradaban agung [wujud] di Andalus, siapapun di Eropa yang ingin mengetahui sesuatu yang ilmiyah ia harus pergi ke Andalus. Di waktu itu banyak sekali problem dalam literatur Latin yang masih belum terselesaikan, dan jika seseorang pergi ke Andalus maka sekembalinya dari sana ia tiba-tiba mampu menyelesaikan masalah-masalah itu. Jadi Islam di Spanyol mempunyai reputasi selama ratusan tahun dan menduduki puncak tertinggi dalam pengetahuan filsafat, sains, tehnik dan matematika. Ia mirip seperti posisi Amerika saat ini, dimana beberapa universtias penting berada.
Di zaman kekhalifahan Bani Umayyah, misalnya Muslim telah banyak mentransmisikan pemikiran Yunani. Karya Aristoteles, dan juga tiga buku terakhir Plotinus Eneads, beberapa karya Plato dan Neo-Platonis, karya-karya penting Hippocrates, Galen, Euclid, Ptolemy dan lain-lain sudah berada di tangan Muslim untuk proses asimilasi. Puncak kegiatan transmisi terjadi pada era kekhalifahan Abbasiyyah. Menurut Demitri Gutas proses transmisi (penterjemahan) di zaman Abbasiyah didorong oleh motif sosial,politik dan intelektual. Ini berarti bahwa seluruh komponen masyarakat dari elit penguasa, pengusaha dan cendekiawan terlibat dalam proses ini, sehingga dampaknya secara kultural sangat besar.
Jadi Muslim tidak hanya menterjemahkan karya-karya Yunani tersebut. Mereka mengkaji teks-teks itu, memberi komentar, memodifikasi dan mengasimilasikannya dengan ajaran Islam. Jadi proses asimilasi terjadi ketika peradaban Islam telah kokoh. Artinya ummat Islam mengadapsi pemikiran Yunani ketika peradaban Islam telah mencapai kematangannya dengan pandangan hidupnya yang kuat. Di situ sains, filsafat dan kedoketeran Yunani diadapsi sehingga masuk kedalam lingkungan pandangan hidup Islam. Produk dari proses ini adalah lahirnya pemikiran baru yang berbeda dari pemikiran Yunani dan bahkan boleh jadi asing bagi pemikiran Yunani. Bandingkan misalnya konsep jawhar para mutakallimun dengan konsep atom Democritus. Jadi, tidak benar, kesimpulan Alfred Gullimaune yang menyatakan bahwa framework, ruang lingkup dan materi Filsafat Arab dapat ditelusuri dari bidang-bidang dimana Filsafat Yunani mendominasi sistem ummat Islam. Sejatinya pemikiran Yunani tidak dominan, sebab jika demikian maka Muslim tidak mampu melakukan proses transmisi. Oleh karena itu Muslim lebih berani memodifikasi pemikiran Yunani ketimbang masyarakat Kristen Barat Abad Pertengahan. Muslim bahkan mampu mengharmonisasikan dengan Islam sehingga akal dan wahyu dapat berjalan seiring sejalan dan pemikiran Yunani tidak lagi menampakkan wajah aslinya. Berbeda dari Muslim, masyarakat Kristen Barat Abad Pertengahan yang mengaku mengetahui karya-karya Yunani, ternyata tidak mampu mengharmoniskan filsafat, sains dengan agama. Kondisi ini kelihatannya yang mendorong para teolog Kristen menggunakan tangan pemikir Muslim untuk memahami khazanah pemikiran Yunani. Terpecahnya kalangan teologi Kristen kedalam aliran Averoesm dan Avicennian merupakan bukti bahwa Kristen memahami Yunani melalui pandangan hidup Muslim.
Jika benar asumsi orientalis selama ini bahwa pemikiran Muslim didominasi pemikiran Yunani, maka wajah peradaban Islam di Spanyol mestinya adalah wajah Yunani. Tapi realitanya, Spanyol adalah satu-satunya lingkungan kultural Muslim yang dominan, padahal kawasan itu merupakan tempat pertemuan kebudayaan Kristen, Islam dan Yahudi. Yang pasti karakteristik penting peradaban Islam baik ketika di Andalusia maupun di Baghdad adalah semaraknya kegiatan keilmuan. Oleh karena itu dalam menggambarkan peradaban Islam Ibn Khaldun membahas secara panjang lebar ilmu-ilmu yang berkembang dan dikembangkan di kedua pusat kebudayaan Islam itu, seperti misalnya ilmu bahasa dan agama, aritmatika, aljabar, ilmu hitung dagang (bussiness arithmetic), ilmu hukum waris, geometri, mekanik, penelitian, optik, astronomi, dan logika. Termasuk juga ilmu fisika, kedokteran, pertanian, metafisika, ramalan, ilmu kimia dan sebagainya.
Namun, seperti yang diteorikan oleh Ibn Khaldun di atas, pemikiran yang berkembangan menjadi tradisi intelektual bukanlah satu-satunya faktor tumbuh berkembangnya suatu peradaban. Kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer serta kesanggupan berjuang untuk meningkatkan kehidupan merupakan faktor lain yang mendukung tumbuhnya pemikiran dan peradaban. Selain itu Ibn Khaldun juga mensinyalir adan hubungan kausalitas antara peradaban dan sains. Artinya semakin besar volume urbanisasi ('umran) semakin tumbuh pula peradaban dan sains, demikian pula sebaliknya. Ilmu akan berkembang hanya dalam peradaban (hadarah) menjadi besar yang penduduk perkotaannya meningkat.
Untuk dapat mengetahui lebih mendalam tentang dinamika intelektua islam di Spanyol, maka penulis akan memberikan informasi yang berkaitan di pembahasan ini, antara lain:
1. Pendahuluan
2. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan Islam Spanyol
3. Kemajuan dan Dinamika Intelektual
4. Penutup
BAB II
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEMAJUAN ISLAM SPANYOL
Badri Yatim mengungkapkan bahwa factor-faktor yang mendukung kemajuan intelektual Islam Spanyol adalah ;
Pertama: adanya penguasa yang kuat dan berwibawa, sebagaimana Abd al-Rahma>n al-Dakhi>l, Abd al-Rahma>n al-Wasi>t} dan Abd al-Rahma>n al-Na>s}ir.
Kedua: keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijakan penguasa-penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting diantara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal ini adalah Muh}ammad Ibn Abd al-Rah}ma>n (852-886) dan al-H}akam II al-Muntas}ir (961-976).
Ketiga: ditegakannya toleransi beragama oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga, mereka ikut berpartsipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Spanyol. Untuk orang Kristen dan orang Yahudi, disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing .
Keempat: kemajemukan masyarakat yang terdiri dari berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa serta kerjasama yang baik dari mereka dalam menyumbangkan kelebihan masing-masing.
Meskipun ada persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa peperangan. Sejak abad ke-11 M dan seterusnya banyak sarjana mengadakan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal ini menunjukan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya dalam Islam. Dan adanya perpecahan politik pada masa Muluk al-Tawaif dan sesudahnya, tidak menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu, bahkan, merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan, kesenian dan kebudayaan Spanyol Islam. Setiap dinasti (raja) di Malaga, Toledo, Sevilla, Granada dan lain-lain berusaha menyaingi Cordova. Kalau sebelumnya Cordova merupakan satu-satunya pusat ilmu dan peradaban Islam di Spanyol. Muluk al-Tawaif berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang diantaranya justru lebih maju.
BAB III
KEMAJUAN PERADABAN DAN DINAMIKA INTELEKTUAL SPANYOL
Dalam masa lebih dari tujuh Abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaan dan kecemerlangan dalam ilmu pengetahuan, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan telah mempengaruhi peradaban eropa selanjutnya dan dunia .
1. Peradaban dan Tradisi Intelektual Bani Umayyah
a. Ekonomi
Dari segi ekonomi pemerintahan Bani Umayyah Spanyol telah memperkenalkan sistim pertanian yang teratur, sehingga banyak menghasilkan produk pertanian sepanjang tahun, diantaranya adalah limau, tebu, padi dan kapas . Philip K. Hitti mengatakan bahwa kaum Arab Spanyol memperkenalkan metode pertanian yang di praktekan di Asia Barat. Mereka menggali kanal-kanal, menanam anggur, serta selain tanaman dan buah-buahan lainnya,. Mereka juga memperkenalkan padi, apricot, persik, delima, jeruk, tebu, kapas dan kunyit. Kemajuan pertanian merupakan salah satu sisi keagungan Spanyol-muslim dan menjadi hadiah abadi yang diberikan orang Arab didaratan itu .
b. Kebudayaan dan Intelektual
Dalam hal ini, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu; intelektual, sastra dan seni. Ketiga bagian ini telah berkembang pesat pada zaman Bani Umayyah di Spanyol, ditambah lagi bidang pendidikan.
1) Bidang Intelektual;
bidang yang paling maju berkembang pada zaman tersebut ialah bidang syari’ah, yakni hukum-hukum Islam yang bedasarkan al-Qur’an dan al-Hadith, disamping itu juga berdasarkan qiyas dan ijma’ ulama. Terdapat beberapa aliran atau madhhab yang popular dalam Islam, yaitu; Sunni, Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Z}ahiri dan Auza>’i. akan tetapi di Spanyol pada waktu itu, hanya dua madhhab yang terkenal, yaitu; madhhab Auza’i dan Maliki (Sunni). Madhhab Awza’i yang berasal dari Syria diamalkan hingga tahun 800 M, setelah itu pengikutnya menganut madhhab Maliki yang berasal dari Madinah. Ini berlaku pada zaman al-H}akam I (796-822 M) yang telah menjadikan madhab Maliki sebagai madhhab resmi Negara. Diantara tokoh-tokoh madhab Maliki Spanyol ialah; Isa bin Dinor (w.827 M) dan Yahya> bin Yahya> al-Lati>f (w.847 M). Setelah itu muncul pula al-‘Utbi (w. 869 M), hal ini tidak bermakna bahwa madhhab-madhhab lain tidak sampai atau tidak diajarkan di Spanyol. Terdapat juga di kalangan sarjana Islam yang menganut madhhab selain Maliki. Misalnya Baqi Ibn Makhlad (w. 889 M) menganut madhhab Sha>fi’i>, Ibnu Hazm (w. 1064 M) menganut Madhhab Shafi’i>, kemudian beralih ke madhhab Z}a>hiri, dan al-Ja>hiz} (868 M) menganut madhhab Mu’tazilah, akan tetapi mereka ini merupakan kumpulan kecil dibandingkan dengan kumpulan Maliki. Sebagai madhhab resmi Bani Umayyah, kumpulan madhhab Maliki menjadi penasehat kerajaan dan mahkamah. Aktifitas mereka dianggap sebagai aktifitas intelektual yang penting dalam bidang keagamaan. Bisa dikatakan bahwa hingga akhir abad ke-10 M bidang kajian Islam yang paling berkembang di Spanyol adalah fikih madhhab Maliki. Disamping itu ilmu-ilmu agama yang lain, Hadith, Tafsir dan Ilmu Kalam turut diajarkan. Begitupula ilmu-ilmu dunia (umum) sebagaimana falsafah, perubatan (selepas tahun 950 M), astronomi dan matemaika pada zaman al-H}akam II (961-976 M) dan selepasnya. Dalam bidang sejarah ada Ahmad al-Ra>zi (w. 953 M). Karya beliau banyak berdasarkan dokumen-dokumen Spanyol berjudul Cronica del Moro Rusis. Ahli sejarah yang lain juga ialah seorang penduduk Spanyol, bernama Arib (w. 980 M), beliau telah menyambung kitab Ta>ri>kh al-T}abari, dari tahun 904-932 M. Pada waktu ini lahir sebuah biografi ulama Cordova dan Bandar-bandar lain di Spanyol. Sebuah lagi buku biografi para kadi di Cordova berjudul History of the Judges of Cordova buku terjemahan dari al-Khuzhani (w. 971 M atau 981 M). Aktifitas intelektual pada zaman Bani Umayyah masih merupakan sebagian kecil daripada aktifitas intelektual Islam Spanyol pada umumnya .
2) Bidang Kesusastraan
Bani Umayyah Spanyol banyak melahirkan para ahli sastra dan penyair. Mereka telah Berjaya melahirkan banyak karya-karya syair dan sajak, yang telah diilhami oleh penyai-penyair kawasan timur, diantaranya adalah; Abu Nuwwa>s (w. 803 M) Abu ‘Ata>hiyah (w. 826 M) al-Mutanabbi (w. 965 M) dan lain sebagainya. Mereka inilah yang membawa idea-idea ini dibawa ke Spanyol dan setelah itu diubah sesuai mengikuti keadaan dan suasana Spanyol. Diantara para penyair Spanyol yang ternama adalah Ibn Abd al-Rabbih (680-940 M) dengan karyanya berjudul al-Iqd al-Fari>d (rantai yang tiada taranya) yang mengandung 25 bab dari berbagai tajuk sastra dan juga mengandung maklumat sejarah. Dan penyair kelas dua adalah Ibnu Hani al-Andalu>si . Pada hakikatnya syair telah berkembang sejak zaman Abd al-Rahma>n al-Dakhil, dan beliau adalah seorang penyair yang menghasilkan beberapa bait syair yang menyentuh kerinduan beliau terhadap negeri asalnya, Syam (Damascus-Syria). Beliau bertanggungjawab terhadap perkembangan kesusasteraan di Spanyol .
3) Bidang Kesenian
Dalam bidang kesenian kerajaan Bani Umayyah bisa dianggap sebagai zaman permualaan perkembangan kesenian Islam di Spanyol. Sejak pembukaan di Spanyol hingga tahun 976 M boleh dianggap sebagai tahap pembinaan tamaddun Islam di Spanyol. Dalam tempoh tersebut telah berdiri masjid besar di Cordova. Masjid ini mulai dibangun oleh Abd al-Rahman al-Dakhil, setelah itu diperluas dan diperindah oleh Abd al-Rahma>n II, al-H{akam II dan al-Mans}ur .
4) Bidang Pendidikan
Bidang ini sangat digalakan pada zaman Bani Umayyah. Pertama; dimulai dengan didirikannya masjid-masjid sebagai tempat ibadah dan tempat menimba ilmu pengetahuan.Kedua; mengundang para ilmuan dari dalam Spanyol atau dari luar, Arab maupun non Arab. Adapun penyebaran ilmu pengetahuan berlaku setelah masa Abd al-Rahman al-Dakhi>l . Sistim pendidikan di zaman Bani Umayyah dibagi menjadi tiga tahap: rendah, menengah dan tinggi. Pada peringkat rendah (Ibtidai>yyah dan I’da>diyyah = SD dan SMP) pelajar-pelajar diajarkan membaca al-Qur’an dan tatabahasa Arab, mereka biasanya ditempatkan di masjid-masjid. Guru-guru tidak diberikan gaji, hanya sekedar menerima elaun yang dibayar oleh murid-murid secara sukarela. Peringkat menengah (Tsa>nawiyyah=SMA), sedangkan mata pelajarannya adalah tatabahasa Arab (nahwu), sastra, sejarah, hadith, fikih, ilmu kesihatan praktikal, matematik, astronomi, akhlak, metafizik dan khat. Pelajar yang lulus diberikan diploma atau ijazah (menyamai licence di Prancis atau B.A di Britain). Peringkat tinggi atau universtas mula diwujudkan pada zaman al-H{akam II (961-976 M). Institusi pengajian (perguruan) tinggi ini diwujudkan secara informal yang dikendalikan oleh sekumpulan professor. Ia hanya mengendalikan kursus-kursus pada peringkat lepas ijazah dan berpusat di Cordova dan Toledo. Kedua tempat ini merupakan pusat pendidikan utama bagi siswa-siswa di barat Eropah pada ketika itu. Kemudahan-kemudahan pendidikan seperti buku, alat-alat tulis dan lain-lain telah disediakan dan mudah diperoleh di Cordova .
2. Peradaban dan Tradisi Intelektual Pasca Bani Umayyah
a. Kesusastraan dan Filologi
Kerajaan Bani Umayyah di Spanyol sangat menitikberatkan pada mata pelajaran sastra dan filologi (ilmu kajian bahasa), begitu juga pemerintahan sesudahnya. Banyak sekali para ahli bahasa yang muncul di Spanyol pasca pemerintahan Bani Umayyah. Diantaranya adalah; Ibnu Sida (w. 1066 M), beliau telah menghasilkan dua buah kamus bahasa yang sangat besar. Dalam bidang sastra muncul beberapa tokoh sastrawan yang terkenal. Diantanya adalah Abu Bakar al-Turtu>syi, dikenal pula dengan nama Ibn Abi> Randazah yang telah mengarang sebuah ensiklopedia sastra, berjudul Sirat al-Mulu>k (kitab yang mengandung cerita-cerita yang berkaitan dengan kehidupan istana). Dan tokoh yang kedua adalah, Yusuf bin al-Shaikh dari Malaga. Ia juga menghasilkan ensiklopedia sastra, akan tetapi lebih umum. Ada juga ahli sastra dan antologi Andalus, ialah Abu> al-Wali>d al-Himya>ri dan Ibn al-Bassa>m (w. 1147 M). al-Bassa>m terkenal dengan kitabnya yang berjudul Zakhi>rah fi Maha>sin Ahl al-Jazirah. Kitab ini mengandung tujuh jilid, isinya berkaitan dengan sejarah kesusastraan Arab di Spanyol. Kemudian lagi adalah al-Syaqundi (w. 1231 M) dari keturunan Barbar dengan kitab satranya yang berjudul Risalah, Ibn Zaidun yang menghasilkan dua buah prosa. Diantara penulis-penulis atau sastrawan-sastrawan Andalus yang menulis maqamat ialah Abu al-Abbas al-Syarisy dari jerez (w. 1222 M), beliau telah membuat komentar terhadap maqamat al-Hariri dan Abu Tahir Tamimi al-Sarqusti al-Asytarkuni (w. 1143 M) dari Estercuel. Beliau telah menghasilkan 50 maqa>mat dan kebanyakan mencontoh Luzu>miyyat oleh Abu al-‘Ala al-Ma’arri. Kemudian cerita-cerita dongeng, ada dua buah kitab cerita dongeng yang terkenal, pertama, berjudul Risa>lah al-Tawa>bi’ wa al-Zawabi’ oleh Abu Amir Ibn Syuhayd. Kedua berjudul Hayy Ibn Yaqzan oleh Ibn Tufayl (w. 1185 M), merupakan sebuah novel filsafat yang paling terkemuka pada abad pertengahan. Seorang penyair Andalus terkenal adalah Ibn Hazm juga ahli teologi menghasilkan sebuah ontology berjudul Tuq al-Hama>mah yang mengandung kisah-kisah cinta. Kemudian diakhir masa pemerintahan Islam di Spanyol perkembangan kesusastraan hanya tertumpu pada penyusunan dan penyuntingan, bukan lagi merupakan karya-karya asli seperti sebelumnya. Keadaan yang sama juga terjadi dikawasan timur yaitu Baghdad . Diantara para tokoh yang muncul pada zaman ini di Spanyol adalah Muhammad bin Abdullah dikenal dengan Ibn Malik (w. 1274 M) telah menghasilkan tujuh buah buku tentang bahasa dan sastra, diantaranya adalah Tashi>l al-Fawa>id wa Takmi>l al-Maqa>sid dan lain-lain. Abu Hayya>n (w. 1344 M) yang terkenal sebagai ahli tata bahasa Arab, Turki dan Habsyah. Ibn Sa’id al-Maghribi (w. 1276 M), terkenal sebagai penyair, ahli sejarah dan sastrawan melalui buku-bukunya berjudul ‘Unwan al-Murqisa>t wa al-Mutribu>t; al-Ghusu>n al-Yani>’ah fi Mahasi>n al-Syu’ara; Ra>yat al-Mubazzirin wa Ghayat al-Mumayyizin . Tokoh lain yang terkenal adalah Lisa>n al-Di>n Ibn Khati>b (w. 1375 M), seorang ahli sejarah dan sastrawan. Lahir di Loja, kira-kira 50 Km dari Bandar Granada, beliau memiliki murid yang juga seorang sastrawan terkenal di Granada, Ibn Zamrah (w. 1393 M), syair-syair beliau ditampal pada dinding-dinding istana al-Hamra .
b. Ilmu-ilmu Agama
Ilmu-ilmu agama juga berkembang di Spanyol pasca pemerintahan Bani Umayyah. Tradisi keilmuan ini adalah tradisi estafet intelektual yang telah dibangun oleh dinasti Bani Umayyyah, terutama pada masa Abd Rahman III dan anaknya Hakam II , kemudian diteruskan oleh dinasti-dinasti setelahnya. Banyak tokoh agama muncul pada abad 11 dan 12, diantaranya adalah: Ibnu Hazm dengan karya-karyanya dalam bidang agama, yaitu; al-Ihka>m li Ushul al-Ahka>m, Risal>ah fi Ushul al-Fiqh, al-Fasl fi al-Milal wa al-Nihal dan al-Muhalla>. Ibn Abd al-Barr (978-1070), beliau seorang ulama hadith yang paling terkenal di Spanyol dan Afrika Utara. Karya beliau yang paling agung adalah; al-Isti’a>b li al-S}aha>bah, dan lain-lain. Pada mulanya beliau menganut madhab Zahiri, kemudian berpindah ke madhab Maliki dan pernah dilantik sebagai Qadi di Lisabon-Portugal . Al-Humaidi (w. 1095 M) adalah murid dari Ibn H{azm da Ibn Abd al-Barr dan mahir dalam bidang hadith. Beliau banyak terpengaruh dengan madhab Z{ahiri .
Pada abad 12 telah banyak tokoh-tokoh agama yang muncul pada jaman pemerintahan al-Murabitun dan al-Mawahhidun, diantaranya adalah; Qa>di> ‘Iya>d, seorang ulama yang terkenal pada jaman al-Murabitun yang berasal dari Ceuta. Beliau kemudian pergi ke Kordova setelah dilantik menjadi Qadi Ceuta. Terkenal dalam bidang hadith, fiqh dan sejarah. Beliau telah menulis buku sebanyak 20 judul buku, dintaranya adalah; al-Syifa> bi Ta’ri>f al-Huqu>q al-Must}afa. Seorang tokoh madhab Maliki.
Setelah kemunculan kerajaan al-Muwahhidun pengaruh ulama Maliki menjadi pudar, karena tidak mendapat dukungan dari pemerintah al-Muwahhidun yang lebih memihak pada mazdhab Zahiri. Diantara sarjana muslim yang mendukung kerajaan al-Muwahhidun adalah; Ibn Rushd (1126-1198) . keradaan beliau telah melahirkan suatu corak baru dalam sejarah pemikiran umat Islam di Spanyol. Ia bukan saja mahir dalam bidang agama, tapi ia juga seorang ahli filsafat, astronomi, biologi dan fisika. Beliau juga pernah menjadi Qadi di Seville dan di Cordova . Dalam bidang fiqh karya beliau yang terkenal adalah; Bida>yat al-Mujtahid wi Niha>yat al-Muqtasid . Imam Asy-Syathibi pengarang kitab Al-Muwa>faqat, sebuah kitab tentang Ushul Fiqh yang sangat berpengaruh . Dan banyak tokoh-tokoh agama lainnya.
c. Sejarah
Ilmu sejarah dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa pemerintahan Islam. Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori sejarah dan sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain;
Ibnu Hazm dengan karyanya Jamharah al-Ahsa>b dan Rasa>il fi Fadl Ahl al- Andalus. Ibnu Bat}ut}ah (1304 – 1374) seorang sejarawan yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Asia Tenggara. Ibnu Jubair dari Valencia (1145 – 1228 M) seorang ahli sejarah dan geografi yang menulis sejarah negeri-negeri muslim Mediterania dan Cicilia. Ibnu Khaldun dari Tunis, seorang ahli filsafat sejarah yang terkenal dengan bukunya Muqaddimah. Abu Marwan Hayya>n ibn Khalaf (nama pendeknya adalah; Ibnu Hayya>n 987-1076) ia telah mengarang lebih dari lima puluh judul buku, diantaranya adalah al-Mati>n terdiri dari 60 jilid, namun hanya satu karyanya yang terselamatkan, yaitu; al-Muqtabis fi> Ta>ri>kh Rija>l al-Andalus. Abd al-Wahi>d al-Marrakusyi, dengan karyanya; al-Muji>b fi> Talkhi>s} Akhba>r al-Maghrib, yang ditulis pada dinasti al-Muwahhidu>n pada tahun 1224, ia adalah orang Maroko yang tinggal sementara di Spanyol. Ibn Busykuwal, Abu> al-Qa>sim Khalaf ibn Abd al-Ma>lik, karyanya adalah al-S}ilah fi> Ta>ri>kh ‘Aimmat al-Andalus , yang ditulis pada tahun 1139, ini adalah salah satu dari dua karya sejarah yang terselamatkan. Abu> Abdulla>h Muhammad ibn al-Abba>r (1199-1260) dari Valensia, selain menyusun kitab Takmilah li Kita>b al-S}illah, beliau juga menulis kitab al-Hullah al-Siyara>, adalah kiab yang menghimpun biografi sejumlah tokoh . Abu> Dhabbi, Abu> Ja’far Ahmad ibn Yahya> (w. 1203), yang hidup di Murcia, dengan karyanya; al-Multamis fi> Ta>ri>kh Rija>l al-Andalus, berisi tentang orang-orang Spanyol yang terpelajar. Abu al-Qa>sim Sa’id Ahmad al-Andalusi (1029-1070). Karyanya berjudul T}abaqa>t al-Umam.
Diantara kesepuluh tokoh sejarawan muslim Spayol pasca Bani Umayyah yang penulis sebutkan diatas, masih banyak lagi, diantaranya adalah; Ali ibn Musa ibn Sa’id al-Maghri>bi, ia hidup pada jaman pemerintahan di Granada, dengan karyanya; al-Maghrib fi> Hula al-Maghrib dan al-Masyriq fi> Hula al-Masyriq. Kemudian adalah Lisa>n al-Di>n al-Khat}i>b (1313-13740 . adalah seorang wazir yang hidup di Granada, ahli sastra dan sejarah. Karya sejarahnya adalah; Raqam al-Hulal fi> Naz}am al-Duwal, al-Ihat}ah fi> Ta>ri>kh al-Gharna>t}ah dan Lamhat al-Badriyyah fi> al-Dawlah al-Nasri>yyah .
d. Filsafat dan Tasawwuf
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M). Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu; Ibn Rushd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bida>yah al- Mujtahid , sebagaimana yang telah disebutkan diatas.
Diantara para filosof-filosof Arab Spanyol adalah Solomon ben Gaberol (Avicebron, Avencebrol), seorang Yahudi, lahir di Malaga sekitar tahun 1021 dan meninggal di Valencia sekitara 1058.
Dan abad ke-12 adalah abad terbesar dalam sejarah pemikiran filsafat muslim-Spanyol. Abad ini di buka oleh ; Abu> Bakr Muhammad ibn Yahya> ibn Bajjah (Avenpace, Avempace), seorang filosof, ilmuan, dokter, musisi, komentator pemikiran Aristoteles, yang tumbuh di Granada dan Saragosa, meninggal di Fez pada tahun 1138. Dan kemudian Ibnu Thufail (1107-1185), dilahirkan di Asya, Granada, bernama lengkap Abu Bakr Muhammad ibn Abdul Malik ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Thufail al-Qisi, ia pernah menjabat Menteri Urusan Politik di pemerintahan, dan juga pernah menjabat Gubernur untuk Wilayah Sabtah (Ceuta) danTanger di daratan Morocco. Sebagai ahli falsafah, Ibnu Thufail (Abubacer: sebutan Eropanya) adalah guru dari Ibnu Rusyd (Averroes), ia mengusai ilmu lainnya seperti ilmu hukum, pendidikan, dan kedokteran, sehingga Ibn Thufail pernah menjadi dokter pribadi Abu Ya'kub Yusuf seorang Pangeran Muwahhidin. Ibnu Thufail di kenal pula sebagai penulis Roman Filasafat dalam literatur abad pertengahan dengan nama Kitabnya "Hayy ibn Yaqz{an", salah satu buku warisan dari ahli filsafat Islam tempo dulu yang sampai kepada kita, sedangkan sebagian karyanya hilang .
Dalam bidang tasawwuf, ulama-ulama yang terkenal adalah; Abu> Bakr Muhammad ibn ‘Ali Muhyi al-Di>n ibn ‘Arabi>, sufi spekulatif dalam sejarah tasawuf. Ia lahir di Murcia (Mursiyah) pada 1165 dan menghabiskan sebagian hidupnya di Seville sampai 1201-1202. Ketika ia melakukan ibadah haji, dan kemudian tinggal di Timur sampai kematiaanya di Damaskus pada 1240 . Karyanya sungguh luar biasa, konon Ibnu Arabi menulis lebih dari 500 buah buku, sekarang di perpustakaan Kerajaan Mesir di Kairo saja masih tersimpan 150 karya Ibnu Arabi yang masih ada dan utuh. Diantara karya-karyanya adalah Tafsir Al-Qur'an yang terdiri 29 jilid, Muha>darat al-Abra>r Satu jilid, Futu>hat terdiri 20 jilid, Muhadarat 5 jilid, Mawa>qi'in Nujum, at-Tadbiratul Ila>hiyyah, Risa>lah al-khalwah, Mahiyyatul Qalb, Mishka>t al-Anwar, al Futuhat al Makiyyah yaitu suatu sistim tasawwuf yang terdiri dari 560 bab dan masih banyak lagi karangan-karangan hasil pemikiran Ibnu Arabi yang mempengaruhi para sarjana dan pemikir baik di Barat maupun Timur setelah kepergiaanya. Ia adalah salah seorang sahabat dekat Ibnu Rusyd. Ia sering berkelana untuk thalabul 'ilmi (mencari ilmu) dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya seperti ke Cordova, Mesir, Tunisia, Fez, Maroko, Jerussalem, Makkah, Hejaz, Allepo, Asia kecil, dan Damaskus . Abu> Muhammad ‘Abd Haqq ibn Sabi’i>n (1217-1260), ia orang Murcia, menganut dan mengembangkan pemikiran dan karya yang serupa dengan Ibn ‘Arabi>, ia di juluki Quthb al-Di>n (poros agama). Ia memiliki karya; al-Ajwibah an al-As’ilah al-Siqiliyyah (jawaban atas pertanyaan orang Sisilia) dan Asra>r al-Hikmah al-Masyri>qiyyah (Hikmah Filsafat Iluminasi).
e. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
f. Geografi
Al-Idrisi: lahir di Sebta (Ceuta) pada tahun 1100 M salah seorang ahli Geografi dengan nama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad al-Idrisi, yang menulis Kitab Ar-Rujari atau dikenal dengan Buku Roger salah satu buku yang menjelaskan tentang peta dunia terlengkap, akurat, serta menerangkan pembagian-pembagian zona iklim di dunia. Ar-Rujari sebuah karya yang diperbantukan untuk Raja Roger II, dimana buku ini sempat dimanfaatkan oleh orang-orang Eropa baik Muslim maupun non Muslim. Al-Idrisi adalah seorang yang tekun, pekerja keras dan tanpa lelah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat, ia menggali ilmu Geografi dan ilmu Botani di Cordoba Spanyol. Diantara ahli botani adalah Ibn Baitar (1190-1248): Abu Muhammad ibn Baitar, lahir di Malaga. Ahli Botani Islam terkenal, dialah yang petama kali menggabungkan ilmu-ilmu botani Islam, dimana karyanya dijadikan sebagai standar referensi hingga abad ke-16 .
g. Kedokteran
Ilmu kedokteran berkembang sangat pesat di Cordoba. Pada masa kejayaannya, terdapat 50 rumah sakit umum di era Dinasti Umayyah Spanyol. Salah satu dokter termasyhur dari Andalusia adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcasis. Para dokter Muslim dari Spanyol Islam sangat berjasa besar dalam mengembangkan ilmu kedokteran, khususnya anatomi dan fisiologi. Ilmu bedah juga berkembang di masa Umayyah Andalusia. Adalah Al- Zahra>wi lewat kitab Al-Tasrif yang mengembangkan ilmu bedah. Itulah sebabnya, dia dijuluki Bapak Bedah Modern. Tak cuma soal teknik dan metode bedah kedokteran yang dikembangkan, ia juga berhasil membuat alat bedah sendiri. Saat itu, dokter dan ahli bedah Muslim menggunakan alkohol sebagai antiseptik untuk menyembuhkan luka. Dokter bedah dari Andalusia lainnya yang terkenal adalah Ibnu Zuhr alias Avenzoar .
h. Astronomi
Astronomi mencapai puncak kejayaan di era Kekhalifahan Umayyah Spanyol, pada abad ke-11 dan 12 M. Ibnu Haitham menjadi salah seorang astronom asal Andalusia yang pertama kali mengubah konfigurasi Ptolemeus. Pada akhir abad ke-11 M, astronom Andalusia bernama Al-Zarqali alias Arzachel menemukan bahwa orbit planet itu adalah edaran eliptik bukan edaran sirkular. Ibnu Rushd turut menentang paham astronomi yang dikembangkan Ptolemeus. Penemuan astronomi yang penting lainnya dicetuskan Ibnu Bajjah. Ia juga mengusulkan adanya Galaksi Bima Sakti. Setelah itu, ada pula Nur Ed-Din Al Betrugi alias Alpetragius yang mengusulkan modelmodel planet baru .
i. Ilmu Bumi
Penemuan optik yang dicapai Abu Abdullah Muhammad Ibnu Mafudh pada abad ke-11 M menjadi salah satu bukti perkembangan ilmu bumi di era Dinasti Umayyah Spanyol. Karya Ibnu Mafudh begitu terkenal hingga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin bertajuk Liber de crepisculis. Pada awal abad ke-13 M, ahli biologi Andalusia, Abu al- Abbas al-Nabati mulai mengembangkan metode ilmiah untuk botani. Muridnya bernama Ibnu al-Baitar kemudian mengembangkan ilmu botani lebih luas. Ia berhasil menulis kitab al- Ja>mi fi al-Adwiya> al-Mufrada yang diyakini sebagai salah satu kompilasi botani terbesar dalam sejarah. Ensi klo pedia botani itu memuat 1.400 jenis ta naman berbeda. Sebanyak 300 di an ta ranya, yakni temuannya sendiri. Buah pikirannya itu sangat berpengaruh di Eropa .

BAB IV
PENUTUP

Delapan abad lamanya Islam berkuasa di Andalusia sejak tahun 711 M hingga berakhirnya kekuasaan Islam di Granada pada tanggal 2 Januari 1492 M/ 2 Rabiul Awwal 898 H tepatnya 516 tahun lalu, Andalusia dalam masa kejayaan Islam telah melahirkan cendekiawan-cendekiawan muslim yang tertulis dengan tinta emas di sepanjang jaman. Karya mereka yang masih ada banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa di penjuru dunia. Sehingga universitas-universitas dibangun di negeri ini ditengah ancaman musuh-musuhnya. Itulah keunikan para ulama, cendekiawan-cendekiawan tempo dulu bukan saja menguasai satu bidang ilmu pengetahuan namun mereka menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang disegani dan tanpa pamrih, hingga nama mereka dikenang oleh setiap insan. Kini bukti kemajuan akan peradaban Islam tempo dulu di Spanyol dapat kita lihat sisa-sisa bangunan yang penuh sejarah dari Toledo hingga Granada, dari Istana Cordova hingga Alhambra. Dan disinilah berkat kekuasaan Tuhan walaupun kekuasaan Islam di Spanyol telah jatuh kepada umat Kristen beberapa abad silam yang menjadikan Katolik sebagai agama resmi, namun karya-karya anak negeri ini mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi umat manusia hingga di abad milenium yang super canggih. Wassalam.








DAFTARA PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Grafindo Persada, cet ke-16, 2004)
Dimitri Gutas, Greek Thought, Arabic Culture, The Graeco-Arabic Translation Movement in Baghdad and Early Abbasid Society (2nd-4th/8th-10 centuries), Routledge, London-New York, 1998.
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam al-Siya>si wa al-Di>ni> wa al-Tsaqa>fi wa al-Ijtima>’i, (Kairo: Maktabah al-Nahdah al- Masriyyah, Tanpa Tahun).
Ibn Khaldun, Muqaddimah.
lfred Gullimaune, “Philosophy and Theology” dalam The Legacy of Islam, Oxford University Press, 1948.
Budi Suherdiman Januardi, MM. “Jejak Kegemilangan Umat Islam Dalam Pentas Sejarah Dunia”, dalam http;//www. Dudung. Net/artikel (6 April 2009)
Lutfi Abd al-Badi’, al-Isla>m fi Asba>niya (Kairo: Maktabah al-Nahdah al- Masriyyah, 1969)
Mahyudi Hj. Yahya dan Ahmad Jelani Halimi, Sejarah Islam, (Malaysia, Penerbit Fajar Bakti SDN. BHD, 1993)
Majid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1986)
Med Hata, “Abad Kejayaan Islam di Spanyol”, dalam http;//multiply. com/user/join?/connect=bukukuningcenter (26 Oktober 2008)
Oliver Leaman, "Scientif and Philosophical Enquiry: Achievement and Reaction in Muslim History", dalam Farhad Daftary (ed), Intellectual Traditions in Islam, I.B Tauris, London-New York in association withTheInstitute of Ismaili Studies, 2000.
Oliver Leaman, An Introduction to Medieval Islamic Philosophy, Cambridge University Press, Cambridge, 1985.
Philip K. Hitti, History of The Arabs; From the earliest Times to the Present, (terj) R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta; PT Serambi Ilmu Semesta, 2008)
Philip K. Hitti, History of The Arabs; From the Earliest Times to the Present ( Palgrave Macmillan, New York, 2002)
Sharif, M.M., A History of Muslim Philosophy, jilid. II, Low Price Publication, Delhi, 1995, hal.1349. 9)
Sejarah Peradaban Islam dalam http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-islam-di-andalusia.html (02 Maret 2003) l
http;//multiply. com/user/join?/connect=bukukuningcenter (26 Oktober 2008)
http://www.islamic-center.or.id/oase/46-oase-jic/627-kemilau-sains-islam-di-spanyol
http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/10/1/pustaka-156.html (2 September 2007)

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus